KEADILAN – Jaksa penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus terus membongkar kasus korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan tahun 2015-2023. Seorang pejabat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI diperiksa, Selasa (19/12/2023).
Adapun saksi yang diperiksa yaitu MM selaku Deputi Bidang Kordinasi Pangan dan Agribisnis pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) RI. Ia mengetahui proses importasi gula yang bermasalah tersebut.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, jaksa penyidik telah melakukan penggeledahan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Selasa (3/10/2023) lalu. Penggeledahan dilakukan di tiga ruangan, ruangan Tata Usaha Menteri, ruangan Direktur Impor, dan ruang kerja Ketua Tim Impor Produk Pertanian.
Selain di Kantor Kemendag, tim penyidik juga melakukan penggeledahan di Kantor PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang berlokasi di Graha PPI, Gambir, Jakarta Pusat.
Di PT PPI, penggeledahan dilakukan di Ruang Arsip dan Ruang Divisi Akuntasi dan Keuangan. Dari kedua lokasi penggeledahan tersebut, tim penyidik berhasil menyita sejumlah dokumen dan barang bukti elektronik yang diduga terkait dengan kasus korupsi impor gula yang sedang diselidiki.
Menurut Direktur Penyidikan di Jampidsus Kejaksaan Agung, kasus ini terkait dengan program pemenuhan stok gula nasional dan stabilisasi harga gula nasional. Namun, dalam pelaksanaannya diduga terjadi penyelewengan.
Dirdik Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi, menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan diduga telah melanggar hukum dengan memberikan persetujuan impor gula kristal mentah kepada pihak yang tidak berwenang.”Kemendag juga diduga telah memberikan izin impor melebihi batas kuota maksimal yang dibutuhkan pemerintah,” imbuhnya saat itu.
Lantas, berapa banyak impor gula yang diduga bau amis korupsi itu?
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengimpor 3,36 juta ton pada 2015. Mayoritas berasal dari Thailand (1,79 juta ton), Australia (1,02 juta ton), dan Brasil (458,1 ribu ton).
Lalu pada 2016, RI mengimpor gula sebanyak 4,74 juta ton. Mayoritas berasal dari Thailand (2,25 juta ton), Brasil (1,31 juta ton), dan Australia (896,4 ribu ton).
Selanjutnya, Indonesia mengimpor 4,48 juta ton gula pada 2017. Gula impor pada tahun itu mayoritas berasal dari Thailand (2,44 juta ton), Brasil (1,07 juta ton), dan Australia (646,8 ribu).
Kemudian pada 2018, RI mengimpor 5,02 juta ton. Mayoritas berasal dari Thailand (4,03 juta ton), Australia (922,8 ribu ton), dan Brasil (60 ribu ton).
Pada 2019, RI mengimpor 4,09 juta ton. Mayoritas dari Thailand (3,53 juta ton), Australia (542,2 ribu ton), dan Korea Selatan (7,2 ribu ton).
Indonesia kemudian mengimpor 5,53 juta ton gula pada 2020. Mayoritas berasal dari Thailand (2,02 juta ton), Brasil (1,54 juta ton), dan Australia (1,21 juta ton).
Lalu pada 2021, impor gula mencapai 5,48 juta ton. Mayoritas dari India (1,96 juta ton), Australia (1,33 juta ton), dan Brasil (1,14 juta ton).
Pada 2022, impor gula mencapai 6 juta ton yang mayoritas berasal dari Thailand (2,41 juta ton), India (1,61 juta ton), dan Brasil (1,31 juta ton).
Reporter: Syamsul Mahmuddin













