Respon Teduh Suharso Manoarfa Hadapi Pemakzulan Menjaga Soliditas PPP

KEADILAN – Berakhirnya konflik PPP karena ‘Kudeta Serang’, Banten, harus diakui karena jiwa besar seorang Suharso Monoarfa. Sebagai Ketua Umum PPP yang sah, ia harus mau merelakan diri dilengserkan para sejawatnya, dengan cara yang tak etis sama sekali.
Pengamat Politik dan CEO Point Indonesia, Karel Susetyo berpendapat PPP kepengurusan Mardiono harus tetap menghormati Suharso sebagai tokoh besar PPP. Apalagi Suharso tak melakukan perlawanan atas kudeta Serang. Respon teduh Suharso dalam menyikapi pemakzulan dirinya tak lain untuk menjaga soliditas partai.
“Mestinya kubu Mardiono tak menggusur para loyalis Suharso pada jabatan yang sekarang mereka tempati,” kata Karel di Jakarta, Senin (19/9/2022).
Karel mengakui, di politik orang bisa dibunuh berkali kali, tapi kemudian bisa bangkit berkali kali juga. Oleh karena itu tak semua orang bisa seperti Suharso Monoarfa. Hanya seorang petarung politik lah yang mampu melakukannya dan melewati masa – masa sulit yang dihadapinya.
“Dan saya lihat Suharso adalah petarung politik yang tangguh. Pernah jadi menteri di era SBY, dan kemudian diganti. Lalu dipecat dari PPP saat mendukung pencalonan Jokowi di Pilpres 2014,” paparnya.
Suharso, sambung Karel, juga bisa menyelamatkan PPP paska OTT KPK terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy di 2019 lalu. Sekarang di saat PPP sedang bersiap menghadapi pemilu, justru Suharso ‘dikudeta’ secara kasar oleh orang-orang dekatnya sendiri.
“Saya melihat beruntung sekali PPP memiliki pejuang politik sekelas Suharso,” tegasnya.
Seperti diketahui, Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono telah menyerahkan berkas kepengurusan baru hasil Mukernas Serang, Banten, ke Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kemenkumham.
Editor: Syamsul Mahmuddin
Komentar Terbaru