KEADILAN – Kepolisian RI menyiapkan pola pengamanan sistem klaster dalam gelaran World Water Forum ke-10 pada 18—25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Hal itu untuk mempermudah petugas saat pengecekan dan pengendalian situasi keamanan serta ketertiban.
Klaster-klaster ini meliputi seluruh titik kegiatan atau tempat menginap tamu negara dan delegasi yang hadir.
“Dalam operasi ini membuat lima klaster di antaranya Sanur, Kuta, Jimbaran, Nusa Dua Selatan, dan klaster Nusa Dua Utara,” kata Kepala Biro Pembinaan Operasi (Karobinops) Sops Polri Brigjen Pol. Auliansyah Lubis seperti dikutip keadilan.id dalam jumpa pers Persiapan Keamanan Jelang World Water Forum ke-10, Senin (13/5/2024).
Diketahui, masing-masing klaster bakal diketuai langsung oleh seorang perwira Polri. Pada Klaster Sanur, Polri menerjunkan 858 personel yang tersebar di Melu Sanur, Tahura Mangrove, Niti Mandala Renon, dan melakukan patroli.
Adapun, Polri pada kegiatan di Bali akan bersinergi dengan TNI dan stakholder lain.
“Jadi, pengamanan akan kami buat berlapis, sehingga benar-benar untuk pelaksanaan ini bisa berjalan baik,” tukas Auliansyah.
Secara umum seluruh upaya pengamanan jajaran Polri dibalut Operasi Puri Agung 2024. Operasi ini digelar selama 10 hari mulai 17–26 Mei 2024.
“Kami mendahului satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan dan mengakhiri satu hari usai kegiatan,” tambahnya.
Dalam Operasi Puri Agung 2024, Kepala Operasi (Kaops) Satgas dipimpin langsung Kabaharkam Polri, Komjen Pol Fadil Imran, dan Wakil Kaops diemban oleh Kapolda Bali.
Beberapa Satuan Tugas pun dibentuk dalam operasi ini. Diantaranya satgas preemtif, satgas preventif, satgas walrolakir, satgas gakkum, satgas tindak, satgas anti teror, satgas humas, dan satgas bantuan operasi.
“Kami membuat satgas wilayah yaitu di perbatasan atau pintu masuk dari luar Pulau Bali, yaitu di Jawa Timur dan di Nusa Tenggara Barat,” ujarnya.
Satgas ini bertugas melakukan pemeriksaan atau memfilter siapa saja yang akan masuk ke Bali selama periode World Water Forum ke-10.
Lokasi di perbatasan itu juga akan dilengkapi kamera pemantau analisa wajah. Saat ini Polri telah memiliki basis data terkait pelaku tindak pidana terorisme dan pelaku tindak pidana lain.
“Nanti, jika ada yang akan masuk ke sana, dan terdata di database kami, itu jadi atensi kami,” tegasnya.
Reporter: Ceppy Febrinika Bachtiar
Editor: Penerus Bonar
BACA JUGA: Hendardi: Prabowo Tak Siap Pimpin Negara Demokratis