KEADILAN– Nama Rahudman Harahap masih menjadi perbincangan di kalangan akademisi dan tokoh masyarakat untuk kembali memimpin Kota Medan periode berikutnya. Setidaknya itu disampaikan akademisi dan tokoh masyarakat Kota Medan, H. Hardi Mulyono Surbakti.
Hardi menyebut karakter Rahudman Harahap sangat tepat untuk kembali memimpin Kota Medan lima tahun ke depan.
Terutama dalam membenahi kondisi fisik kota yang saat ini nyaris amburadul serta situasi keamanan yang relatif rawan begal.
“Saya berharap, Rahudman Harahap (Wali Kota Medan ke-15) maju sebagai calon Wali Kota Medan pada Pilkada Medan 2024, karena karakternya sangat tepat untuk membenahi Medan,” ujar Hardi.
Tanggapan tersebut diutarakan Hardi saat mengamati belasan tokoh yang mendaftar sebagai calon Wali Kota Medan di beberapa partai politik.
“Dari nama-nama yang muncul, maka cuma Rahudman sosok yang tepat untuk memimpin Kota Medan lima tahun ke depan,” ujar mantan Rektor UMN Al-Washliyah Medan tersebut.
Hardi menuturkan, selama menjabat Wali Kota Kota Medan sepanjang 2010-2014, baik sebagai penjabat maupun walikota definitif, Rahudman telah membuktikan kinerjanya dalam membenahi kota. Khususnya meningkatkan rasa nyaman warga dengan menata para pedagang kaki lima. Kemudian tingkat keamanan tinggi, aparat pemerintahan disiplin saat memberikan pelayanan kepada warga dan pengawasan pembangunan berjalan sebagaimana mestinya.
“Semua itu bisa dicapainya, karena karakter Rahudman yang tegas dan keras namun manusiawi sangat tepat untuk membenahi Medan, yang saat ini nyaris amburadul dan tingkat keamanan rendah,” ujar mantan anggota DPRD Medan dua periode itu.
Menurut catatan Hardi, cuma ada dua Wali Kota Medan yang punya karakter khas dan sesuai dengan kultur Kota Medan, mereka yaitu Kolonel Bachtiar Djafar (1990-2000) dan Rahudman Harahap. Beberapa hasil karya Bachtiar Djafar di antaranya puluhan Lurah dan Camat memiliki kantor sendiri, jalan lingkar luar (ringroad) dan pembuatan Jalan Amir Hamzah. Sedangkan hasil karya Rahudman Harahap yakni penataan pasar kuliner Pagaruyung, penataan pedagang kaki lima, kartu sehat (pertama di Indonesia) dan lainnya.
Hardi mengatakan, kondisi fisik Kota Medan saat ini nyaris amburadul dikarenakan lemahnya aspek perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan. Apalagi ada kesan, Pemkot Medan kurang mau mendengarkan protes masyarakat atas beragam dampak negatif dari pelaksanaan proyek. Bahkan, protes anggota legislatif pun terkesan kurang ditanggapi.
Jika Bobby Nasution meninggalkan kursi wali kota untuk menjadi Cagubsu pada Pilkada mendatang, maka sosok Rahudman Harahap sangat tepat menjadi pemimpin Kota Medan untuk membenahi kota menjadi lebih baik.
Hardi menyebut bahwa secara pribadi dia pernah bermasalah dengan Rahudman Harahap, bahkan penyelesaiannya harus ke jalur hukum. Namun, untuk kepentingan Kota Medan lebih baik ke depan, dia harus objektif dan jujur menilai sosok Rahudman.
“Secara pribadi, saya pernah bermasalah dengan Rahudman. Tapi untuk kepentingan Kota Medan, saya harus jujur dan fair menilai, bahwa Rahudman adalah sosok yang tepat untuk membenahi dan membangun Medan,” ujarnya.
Hardi juga memperkirakan, Pilkada Medan tahun ini akan berlangsung sengit jika Rahudman Harahap dengan karakternya yang sedemikian itu kelak diusung oleh PDI-P.
“Karakter Rahudman dengan karakter PDI-P bisa saling melengkapi, dan bisa menjadi lawan tangguh bagi calon wali kota yang diusung partai lain,” pungkas Hardi.
Reporter: Darman Tanjung