Dr (Cand) Djuyamto,SH.MH
KEADILAN – Pak Djoe, demikian panggilan akrab hakim yang menjabat Humas di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ini. Namanya sempat viral ketika dalam persidangan meminta seorang terdakwa untuk menyanyikan lagu Iwan Fals berjudul ‘Ibu’.
Lahir di Kartasura, 18 Desember 1967. Sebagai hakim yang telah malang melintang bertugas di berbagai pengadilan negeri, tetap saja masih menjunjung nilai-nilai tradisi leluhurnya. Hal ini dibuktikannya dengan kecintaannya terhadap seni budaya dengan melibatkan diri sebagai penggagas sekaligus Pengasuh Kartasura Greget, sebuah gerakan seni budaya untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal.
Nama Kartasura Greget tersebut pun dijadikannya sebagai karya cipta lagu tembang Jawa. Dimana dalam liriknya mengisahkan kebersamaan dan hidup rukun serta gotong royong dalam masyarakat. Dan lagu terbarunya yaitu Balekno Tembokku yang diciptakan atas keprihatinannya terkait perusakkan tembok baluarti Keraton Lawas Kartasura
Tak hanya seni, pengagum berat Gus Dur ini juga sangat gemar membaca. Walaupun berprofesi sebagai hakim, bukan hanya buku tentang hukum saja sebagai bahan bacaannya, melainkan juga buku-buku politik, sejarah, budaya, religi dan sebagainya.
Dari kegemaran membaca buku tersebut, penerima gelar dan pangkat dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta “Kanjeng Raden Tumenggung” ini telah berhasil menulis sebuah buku dengan judul “KESAKSIAN PERJUANGAN” KISAH NYATA Para Pengadil Menuntut Hak-Hak Konstitusional dan Independensi Kekuasaan Kehakiman.
Di kalangan hakim, Djoe dikenal sebagai aktifis yang terus memperjuangkan hak-hak konstitusional para hakim. Ini dilakukannya bersama Forum Diskusi Hakim Indonesia maupun dalam kapasitasnya sebagai salah seorang pengurus Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI).
Dan kini, Djoe sedang menepuh perjalanan untuk meraih gelar akademik tertinggi sebagai mahasiswa program doktoral di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Reporter: Chairul Zein