Berantas Bank Emok, Edukasi Pemerintah Solusi Jitu

KEADILAN – Keberadaan Bank Emok sebutan lintah darat (rentenir) sangat merugikan masyarakat karena menerapan bunga pinjaman sangat tinggi hingga menyengsarakan korban yang terjerat praktek bank gelap tersebut. Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung Nunung Nuraisah, S.Pd. merasa prihatin dengan merebaknya praktek bank emok yang menjerat sejumlah warga Kota Bandung.

Untuk itu, politikus Partai Gerinda ini merasa terpanggil untuk memberantasnya, hingga ia meminta kepada Pemkot Bandung untuk memberikan edukasi kepada masyarakat jangan sampai terjerat. Selain edukasi, kata Nunung, pemerintah juga harus memberikan solusi dengan memberikan pinjaman lunak dan diperrmudah syaratnya melalalui pemanfaatan Bank Bandung.

“Bank Bandung harus bisa dirasakan mamfaatnya oleh warga karena modal Bank Bandung dari APBD, artinya uang rakyat juga harus ditujukan pemamfaatannya secara optimal untuk rakyat, khususnya masyarakat Kota Bandung,” ujar Nunung.

Menurut Nunung, warga Kota Bandung banyak tertarik Bank Emok karena mudah dicari untuk mengajukan pinjaman. Apalagi syaratnya mudah tanpa jaminan. Karena itu, walau bunganya cukup tinggi masyarakat banyak yang terjerat untuk meminjam.

Nunung mengaku, setiap pertemuan reses dengan warga, selalu mengingatkan supaya tidak meminjam ke rentenir. Namun karena kebutuhan mendesak, ibu rumah tangga terpaksa meminjam ke Bank Emok karena mudah pencairannya.

Nunung menghimbau warga agar tidak mudah terjerumus dalam godaan pinjaman dari lembaga keuangan yang tidak memiliki legalitas yang jelas, seperti Bank Emok ini. Ia menyarankan lebih baik memimjam dari lembaga atau bank yang resmi dan terdaftar, meskipun dibarengi banyak persyaratan.

“Jangan lupa pemerintah Kota Bandung juga memiliki Bank Bandung. masyarakat dapat memfaatkan fasilitas yang ditawarkan oleh bank tersebut,” ujarnya.

Nunung mengatakan, menjelang tahun ajaran baru, orang tua banyak membutuhkan biaya untuk membeli seragam, buku dan keperluan sekolah lainnya. “Kondisi tahun ajaran baru akan dimanfaatkan rentenir dan beraksi praktek Bank Emok ini dilakukan dengan mendatangi rumah warga menawarkan jasa keuangan dengan syarat mudah,” katanya.

Menurut Nunung, masalah ini seharusnya menjadi isu publik dan pemerintah harus segera dengan tegas menerbitkan regulasi untuk melindungi masyarakat dari bank emok ini , karena korbannya sudah banyak.

Berantas Bank Emok, Edukasi Pemerintah Solusi Jitu 2

Sejalan dengan itu, untuk meningkatkan ekonomi di Kota Bandung, menurut Nunung, jangan sekedar bantuan modal, tapi yang lebih penting lagi harus dibekali keterampilan. “Modal sebesar apapun jika tidak ada keterampilan dan cara mengelola pasti modal akan habis,” ujarnya.

Keterampilan mulai dari cara membuat olahan makanan juga tampilan harus menarik dan jika memungkinkan dibantu pemasaran.

Selain menyoroti maraknya Bank Emok, Nunung juga menyikapi harga- harga kebutuhan pokok yang naik tinggi. Adanya kenaikan harga bahan pokok yang akhir-akhir dikeluhkan warga masyarakat seperti harga telur, daging, ayam dan cabai, menjadikan tantangannya, karena akan kenaikan itu pastinya juga mempengruhi kemampuan atau daya beli masyarakat dan kebutuhan pangan.

Guna mengatasi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tersebut, Nunung menghimbau, agar masyarakat dan pemerintah dapat saling bekerja sama untuk mengurangi dampak yang dirasakan. Beberapa langkah yang dapat diambil pemerintah yaitu dengan mengintervensi harga pasar.

Pemerintah harus melakukan pembatasan harga barang terhadap komuditas-komuditas tersebut, sehingga para penjual atau pedagang tidak boleh melewati dari harga yang telah ditetapkan guna menjaga kestabilan harga.

Pemerintah juga harus melakukan monitoring harga pasar untuk memantau pergerakan harga komoditi regular. Selain itu, pemerintah dapat berkolaborasi secara dengan produsen lokal dan distributor untuk menjaga pasokan stabil, termasuk melalui insentif atau program dukungan peternak atau petani.

Pemerintah dapat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang lebih beragam, dengan mengedukasi tentang manfaat nutrisi dan alternatif yang lebih terjangkau.

Nunung menyarankan agar masyarakat membandingkan harga-harga barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan. Akan lebih baik lagi jika mencari alternatif pengganti dari barang kebutuhan pokok yang harganya tinggi dengan harga yang lebih terjangkau . “Bisa juga mengembangkan kebun atau budidaya sendiri di rumah dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri,” himbaunya.

Juga hal yang tak kalah pentingnya dalam menyikapi kenaikan harga barang kebutuhan pokok adalah mempromosikan kerja sama dan dialog antara produsen, pemerintah, distributor dan konsumen untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan dalam menjaga kestabilan dan harga bahan pangan.

Di lapangan, kalau menemukan adanya praktik penimbunan atau kenaikan harga-harga yang tidak wajar, Nunung meminta agar masyarakat untuk mengajukan keluhan atau melaporkannya.

Reporter: Ade Wiharyana
Editor: Penerus Bonar