Bareskrim Didesak Ambilalih Kasus Kematian Tak Wajar di NTT

KEADILAN- Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus meminta Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri segera mengambilalih penanganan kasus kematian tidak wajar beberapa warga NTT yang selama ini terkatung-katung penanganannya baik di wilayah hukum Polda NTT.

Beberapa kasus kematian tidak wajar di wilayah hukum Polda NTT antara lain, alm. Nimrod Tamane, ditemukan mati tidak wajar tanggal 28 Oktober 2018, alm. Anselmus Wora, ditemukan mati tida wajar di Pulau Ende tanggal 28 Oktober 2019, alm. Markus Nula, ditemukan mati tidak wajar, 11 Desember 2019, di Aesesa, Nagekeo, alm. Herkulanus Uskono dan Michael Alhans, di Kabupaten TTU.

“Polda NTT dan di sejumlah Polres di NTT tidak serius menangani kasus kematian tidak wajar yang diduga sebagai akibat pembunuhan dan penganiayaan,” ujar Petrus melalui rilis yang diterima, Sabtu (15/2).

Petrus menegaskan, masyarakat tentu kecewa dengan kondisi ini. Padahal, ketika Polda NTT pada 4 April 2017 menaikkan statusnya dari type B menjadi type A sangat menggembirakan publik NTT. Pasalnya, kenaikan type A diharapkan membawa perubahan dalam kualitas pelayanan masyarakat sebagai wujud dari program Kapolri menjadikan Polisi Indonesia menjadi Polisi PROMOTER.

Akan tetapi kata Petrus, kenyataannya tidak berdampak banyak pada aspek peningkatan mutu pelayanan keadilan bagi warga NTT. Etos kerja yang diperlihatkan tidak linear dengan kenaikan type A dan fasilitas yang serba memadai yang dinikmati Polda NTT.

“Berbagai permasalahan hukum dan kamtibmas yang terjadi di tengah masyarakat kebanyakan tidak tertangani dengan baik, ada kesan Polisi kerja asal-asalan. Inilah yang membuat masyarakat kecewa berat terhadap Polisi,” katanya.

Odorikus Holang

 

 

 

Baca Juga Korupsi Alkes, Dirut PT CPC Divonis 16 Bulan Penjara