Atasi Pengangguran, Tedy Rusmawan: Perbanyak Job Fair
KEADILAN – Angka Pengangguran di Kota Bandung sudah mencapai 137.000 tenaga kerja. Terobosan job fair atau bursa kerja cukup efektif dalam menekan angka pengangguran. Di bukanya bursa kerja efeknya sangat bermanfaat bagi warga yang belum memiliki pekerjaan karena di bursa kerja bisa mendapatkan pekerjaan sesuai bidang pendidikan.
Terbukti, kata Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusawan, saat job fair di Kiara Artha Park beberapa waktu lalu, baru pendaftaran saja melalui qris/online mencapai 17.000 orang, yang datang 12.000 orang dan menyerap 4.700 tenaga kerja. Meski yang terserap tidak semua warga Kota Bandung, namun kegiatan ini cukup membantu.
“Saat ini, jumlah pengangguran di Kota Bandung tiap tahunnya menurun. Sebelum Covid-19, angka pengangguran Kota Bandung mencapai 135.000 orang, setelah Covid-19 naik menjadi 153.500 orang. Kemudian tahun 2022 naik 9,5 persen atau 137.000 orang,” ungkap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Karena itu, Tedy menilai upaya-upaya dalam menekan angka pengangguran, seperti job fair ini agar lebih diperbanyak karea antuisme masyarakat yang mencari informasi pekerjaan peminatnya cukup banyak.
“Job fair tahun ini diagendakan cuma sekali. Kita akan dorong di (anggaran) perubahan, karena ini memang sangat dirasakan kebutuhannya. Tahun depan akan kita agendakan dua kali pelaksanaan,” ujarnya.
Tedy mengakui, pelaksanaan job fair yang digelar pemerintah masih terbatas. Sehingga ia mendorong Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk berkolaborasi dengan berbagai instansi. Misalnya dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, karena di tingkat provinsi pun rutin menggelar job fair.
Kemudian juga berkolaborasi dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung, contohnya Unpar, Unpad, dan ITB yang juga sering menggelar bursa kerja. “Ini bisa dijadikan kalender even dalam setahun,” tuturnya.
“Target kita minimal 50 persen yang terserap di job fair merupakan warga Kota Bandung. Pada Job Fair Tahun 2022, sekitar 59 persen yang diterima dari lowongan 4.000 adalah warga Bandung yang merupakan usia produktif 20-22 tahun,” ungkapnya.
“Jadi misalnya dari 4.000 lowongan, 3.000 orang yang terserap merupakan warga Kota Bandung. Kalau dua kali pelaksanaan job fair, maka ada 6.000 warga Kota Bandung yang dapat pekerjaan. Makanya Disnaker harus aktif juga, bagus ada lowongan kerja di share tiap bulan,” imbuhnya.
Dikatakannya, Disnaker bisa meminta ke perusahaan-perusahaan untuk memprioritaskan tenaga kerja dari Kota Bandung. Apalagi kualitas sumber daya manusia dari Kota Bandung cukup mumpuni. Latar keilmuan warga Bandung pun beragam dan juga kreatif.
Tedy kembali menegaskan, kegiatan job fair yang dilakukan Disnaker dan instansi lain cukup membantu menekan angka pengangguran. Selain lowongan dalam negeri, pemagangan ke luar negeri pun cukup membantu.
“Ada beberapa lembaga yang menyalurkan untuk bekerja keluar negeri, itu sangat bagus sekali. Sekarang paling tinggi ke Korea Selatan dan Jepang,” terangnya.
“Target kita di tahun ini turun menjadi 8,7 persen, jadi sekitar 130.000 orang. Sekitar 40 persen pengangguran merupakan lulusan SMA sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan,” tuturnya, seraya mempertanyakan kriteria pengangguran di Kota Bandung apa benar-benar tidak memiliki penghasilan atau tidak memiliki gaji tetap tercatat sebagai pengangguran.
Reporter: Ade Wharyana
Editor: Penerus Bonar
Komentar Terbaru